Berita Bekasi Nomor Satu

Giliran SMAN 1 Cikarang Timur Dapat Sosialisasi AKB BIN

PRAKTIK AKB: Peserta mempraktikan cuci tangan dalam kegiatan sosialisasi AKB yang diselengarakan Badan Intelijen Negara (BIN) di SMAN 1 Cikarang Timur, Rabu (14/10).

CIKARANG TIMUR, RADARBEKASI.ID – SMA Negeri 1 Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi dapat giliran mendapatkan sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dari Badan Intelijen Negara (BIN) Tim Velox Pejaten, pada Rabu (14/10).

Kehadiran Tim Velox Pejaten, BIN di SMA Negeri 1 Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi di Jalan Citarik No.2, RT.11/RW.6, Desa Jatibaru, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi hari ini. Disambut hangat Kepala SMA Negeri 1 Cikarang Timur, H.Ahmad Sayuti bersama para Wakil Kepala Sekolah, para guru dan perwakilan OSIS SMA Negeri 1 Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

Mereka sejak pagi, sudah datang ke sekolah dan mempersiapkan dua ruang kelas. Bangku dan meja diatur sedemikian rupa. Dengan tetap menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan selama sosialisasi AKB berlangsung.

Kegiatan sosialisasi AKP dimulai dengan sambutan awal, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cikarang Timur H.Ahmad Sayuti. Dia bersama keluarga besar SMA Negeri 1, Cikarang Timur, menyatakan merasa terhormat, dipilih oleh Badan Intelijen Negara (BIN) Tim Velox Pejaten sebagai salah satu sekolah lanjutan atas di Kabupaten Bekasi untuk sosialisasi AKB.

“Semoga ilmu AKB di masa pendemo Covid-19 yang hari ini, kita peroleh dari Bapak dan Ibu dari BIN nanti dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, juga agar dapat disampaikan kepada para siswa dan siswi lain yang hari ini tidak sempat hadir dan disampaikan kepada masyarakat sekitar tempat tinggal kita masing-masing. Sehingga masyarakat luas, dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan AKB di masa pendemi Covid-19,” pesan H.Ahmad Sayuti.

Ketua Tim Velox Pejaten (BIN) Tomy Alfa menjelaskan makna AKB adalah upaya pencegahan meluasnya Covid-19. Singkatan AKB ini muncul ketika berakhirnya pembatasan sosial bersekala besar (PSBB).

AKB atau yang biasa disebut New Normal (Kenormalan Baru) merupakan upaya pemerintah dalam menerapkan tatanan kehidupan baru.

“Dengan diberlakukannya AKB, masyarakat diharapkan dapat membiasakan diri dalam berperilaku hidup baru, sesuai dengan protokoler kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Diantaranya sering mencuci tangan, bila bepergian memakai masker dan menjaga jarak,” kata Tomy.

BIN melalui Tim Velox Pejaten bergerak melakukan sosialisasi sesuai dengan amanat UU 17 tahun 2011. Dimana BIN bertugas melakukan deteksi dini dan cegah dini berbagai ancaman.

Termasuk Pandemi Covid-19, maupun wabah lainnya, yang dianggap dapat mengancam kehidupan dan eksistensi bangsa Indonesia. BIN melalui Tim Velox Pejaten, juga akan terus melakukan berbagai aksi nyata dalam rangka melaksanakan deteksi dini dan cegah dini, serta upaya dekontaminasi.

Tim Velox Pejaten BIN juga melakukan penyemprotan disinfektan, hand sanitizer dan pembagian masker kepada guru dan siswa SMA Negeri 1 Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

Kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa tempat umum seperti sekolah, memiliki potensi adanya penularan atau penyebaran Covid-19 sehingga dipandang perlu dilaksanakan penyemprotan disinfektan.

Selama lebih dari 7 bulan terakhir ini, imbuh Tomy, BIN sebagai perwakilan pemerintah, telah banyak melakukan berbagai aksi nyata untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Untuk kegiatan sosialisasi, edukasi, dan dekontaminasi, sambungnya, sudah dilaksanakan di beberapa tempat yaitu fasilitas tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura, dan vihara. Fasilitas umum seperti sekolah, pasar, stasiun, halte, terminal hingga rest area. Dan fasilitas sosial lain seperti pondok pesantren, panti asuhan, hingga yayasan sosial.

Sementara, Dokter Jaresh Clinton dari Tim Velox Pejaten BIN menjelaskan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Covid-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Dijelaskan juga, perlunya dilakukan AKB karena sampai saat ini vaksin Covid-19 belum ditemukan. Sehingga, AKB perlu dilaksanakan sampai vaksin Covid-19 ditemukan. Nantinya, semua warga dilakukan vaksinasi sampai virus Covid-19 hilang sesuai standar WHO.

“Karena itulah diharapkan semua masyarakat mendukung program AKB ini. Dan tetap mengikuti ketentuan dan aturan yang mengikat. Sehingga masyarakat tetap menjaga disiplin tinggi, sampai ditemukannya vaksin Covid-19,” harapnya.

Dokter Jaresh Clinton menjelaskan, barang-barang yang wajib disiapkan saat AKB, masker, hand sanitizer, sarung tangan, face shield, helm/shower cap, tisu basah dan perlengkapan ibadah.

“Disamping itu juga perlu dilakukan saling menguatkan mental, misalnya interaksi dengan teman keluarga. Agar saling menguatkan dan inten berkomunikasi bersama rekan untuk hal-hal yang positif,” tandasnya. (zar)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin